15.3.19

Our Darkest Day

Seharian ini entah kenapa pikiran gue berkecamuk dan pengen banget meracau. Mau dibikin status WA tapi kayaknya gak akan muat, mending gue tuangin aja deh disini.

Sesampai di kampus tadi, gue melipir ke ATM Center di deket parkiran atas, tapi ternyata semua mesin ATM pada rusak, yang berfungsi cuma satu dan itu pun antriannya banyak. Akhirnya gue langsung ke kantor jurusan dan di perjalanan sempet denger ada ibu-ibu bilang kalo tadi ada orang gila yang dikirain mahasiswa, nyanyi-nyanyi gak jelas gitu katanya tapi tau-tau ngerusak portal.

Gak tau juga sih itu kejadiannya dimana. Tapi yang jelas, setelah dua hari yang lalu gue dan adik gue sempet melewati hari yang panjang karena diuber-uber preman-preman agen leasing dan itu karena ketidaktelitian mereka (mungkin nanti gue bikin post sendiri tentang ini, kalo gak males wkwk), gue mikir, "orang yang kurang (waras) kayak gimana lagi yang bakal muncul hari ini?". 

That sarcasm though
Taken from here
Setelah makan siang terus gue buka fesbuk, rupanya orang gak waras yang muncul dan jadi trending topic sedunia hari ini adalah: teroris yang nyerang umat Muslim secara brutal di Christchurch, New Zealand. Awalnya gue hanya liat berita yang di-share rekan-rekan di fesbuk dengan foto salah satu korban yang diangkut pake tandu dan jari telunjuknya nunjuk keatas (tauhid).

Barulah pas sore harinya, Pa Abang dapet video penembakan secara brutal tersebut yang viral dan tentu saja sumber paling utamanya tidak lain dan tidak bukan adalah dari si teroris sendiri, udah berasa maen virtual game aja kayaknya si gelo teh. Nyerang orang-orang di masjid yang sama sekali gak punya senjata apa-apa dan mau pada Jum'atan, mau bilang pecundang atau sinting juga rasanya masih kurang pas ya. Ada gak sih padanan kata lain yang lebih hina?

Well, Muslim itu bersaudara, gak peduli etnisnya apa, kebangsaannya apa, persaudaraan tersebut juga bagaikan satu tubuh. Kalau satu bagian tubuh terasa sakit, maka bagian yang lain pun akan ikut sakit. Begitu juga dengan kejadian ini, bahkan 'menyakitkan' pun mungkin gak cukup buat menggambarkannya.

Dulu pas masih kuliah, gue pernah baca jurnal penelitian tentang "How Islamic are Islamic Countries?" dengan beberapa indikator terkait ekonomi, pemerintahan, hak asasi manusia dan politik, dan hubungan internasional yang dalam pelaksanaannya mendekati prinsip-prinsip Islam. Hasilnya, New Zealand ada di ranking pertama dan Indonesia sendiri menempati ranking ke-140 dari 208 negara :)))

Jadi ya gak nyangka banget, bisa ada kejadian mengerikan kayak gitu di negara yang segitu adem ayemnya. Makanya, Perdana Menteri nya sendiri juga bilang kalau hari ini adalah 'the darkest day'. Tapi da dimana-mana ge ada wae meureun yah orang gak waras mah (mengingatkan, ini "gak waras" yang sarkas yah).

Yang paling bikin emosi dan menandakan teroris tersebut gelo pangkat 1 triliun adalah, nyerang secara brutal dan live streaming!!! Asa gimana ya.. ingin berkata KASAAARRRR tapi lebih dari KASSSAAAARRRR tapi kumaha kitu, AAARRRGGGHHHH! ><

Akhirnya gue inget, dulu ada orang yang sok jagoan kayak gini juga namanya Hajjaj yang udah membunuh dan menyalib anaknya Asma' binti Abu Bakar radhiyallahu'anhu yaitu 'Abdullah bin Zubair. Terus si Hajjaj itu ngedatengin Asma' dan dengan angkuhnya nanya, "Bagaimana pendapatmu terhadapku tentang apa yang kuperbuat terhadap anakmu, wahai Asma'? 

Asma' dengan tenangnya ngejawab, "Engkau telah memporak-porandakan dunianya, sedang dia telah memporak-porandakan akhiratmu." Ini epic banget dan benar-benar relatable sama para teroris yang pikageuleuheun, sok jagoan sambil live streaming tadi.

So, dudes (buat para terorisnya ceritanya), you think you've messed up the world of the victims, but in fact your akhirah is just being messed up by our brothers fillah!!! [EMOSI MEMBARA]

Sempet kepikiran, asa gak cukup kalo sekedar ngedo'ain para teroris tersebut dapat hukuman yang setimpal. Apalagi kalo inget gimana berakhirnya kehidupan musuh-musuh Islam kayak Fir'aun yang mati karena kemasukan nyamuk di telinga. Abu Lahab juga yang bener-bener mati dalam keadaan hina banget sampe-sampe pas udah meninggal juga diantep sama anak-anaknya tiga hari sebelum dikuburin (dikuburinnya juga sekedarnya doang da anak-anaknya takut ketularan penyakit Abu Lahabnya). Mungkin para teroris tersebut bisa ngalamin yang serupa gitu, mati gara-gara keselek pas maen game misalnya.

Tapi, bisa aja Allah punya kehendak lain, kayak Hindun binti 'Utbah yang pernah menorehkan tinta hitam kelam atas perbuatannya terhadap Hamzah bin 'Abdul Muththalib radhiyallahu'anhu (singa Allah SWT sekaligus paman yang sangat disayangi Rasulullah SAW) yang gak akan pernah bisa dia lupain seumur hidupnya, kemudian Allah berikan jalan takdir lain berupa hidayah sehingga Hindun binti 'Utbah menjadi seseorang yang mulia di akhir hidupnya. Jadi yah, wallahu a'lam.. meskipun teteplah THEY HAVE TO 'PAY' WHAT THEY'VE DONE

Dengan adanya kejadian ini, juga kejadian-kejadian lain yang terjadi di hari ini kayak rusaknya mesin-mesin ATM tadi yang ternyata karena sebuah bank kemalingan walaupun banyak satpamnya, salah satu ketua partai ditangkap KPK (sebenernya B aja sih, dulu sempet ada iklan dia maen gitar gak jelas juga w gak merasa simpati, wkwkw) semoga kita selalu ingat bahwa hidup di dunia ini emang beneran fana, everything's temporary. And life itself is a test of our duty as the servant of Allah.

May Allah accept our brothers fillah (Christchurch terrorism victims) as shaheed and grant them jannah, and may all of us will always be khusnul khatimah until our last breath and go back to Him, aamiin..

Keep strong!
Taken from here

No comments

Post a Comment

© KATATINA
Maira Gall