14.11.10

Ayo Berbagi! \^o^/


Usai pengkaderan kedua HIPMI PT UPI angkatan 4, seperti biasa saya naik angkot Caheum-Ledeng. Dalam angkot tersebut ada seorang bapak yang membawa keranjang dagangan (yang suka dipanggul di pundak, ada tali tambangnya) dan seorang ibu yang juga membawa barang-barang.

Singkat cerita, dari obrolan bapak dan ibu tersebut, saya mengetahui bahwa sang bapak adalah pedagang … (saya lupa barangnya apa, sayuran ga tau buah-buahan >.<), beliau menjual dengan harga Rp 8000/kg, sedangkan keuntungan yang didapat hanya Rp 1000/kg, karena dari sananya Rp 7000/kg. Biasanya beliau membawa 30kg, itu berarti pendapatan kotor beliau adalah Rp 30.000 per hari!!! Wah.. Hari gini Rp 30.000 kan bukan jumlah yang besar. Padahal ada istri dan 4 anak yang harus beliau nafkahi.

Sedangkan ibu-ibunya mengaku sebagai tukang kredit, beliau ditinggalkan sama jemputan yang seharusnya mengantarnya sampai rumah dan ternyata beliau ga punya uang sepeser pun, ongkosnya minta tolong dibayarkan sama bapak pedagang tadi.

Bapak tersebut akhirnya membayarkan ongkos ibu tadi. Setelah ibu itu turun, bapak tersebut ngobrol dengan supirnya, kata beliau, kita harus membantu orang yang membutuhkan, karena bisa saja suatu hari keluarga kita yang ada di posisi ibu tersebut…

Subhanallah…

Bapak tersebut dengan tulus ingin berbagi walaupun beliau sendiri memiliki pendapatan yang sangat minim, yang tiap rupiahnya tentu sangat berharga untuk kehidupan keluarganya. Ahh.. Jadi malu sendiri, kadang diri ini masih enggan untuk memberi, untuk berbagi..

Dan ALLAH selalu mempunyai cara yang unik dalam memberi hikmah untuk mengingatkan hamba-Nya, meskipun itu lewat perjalanan pulang menggunakan angkot, subhanallah.. *_*

Nah, sahabat, kita biasakan yuk buat peka terhadap keadaan sekitar kita, saling berbagi dan memberi, apalagi sekarang nuansa idul qurban yang sangat kentara dengan jiwa dan aksi yang peduli terhadap sesama, okay? Semangat Berbagi! :D

Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari)

Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)

No comments

Post a Comment

© KATATINA
Maira Gall