27.2.10

Keluarga Yassir

Siapa sih keluarga Yassir itu? Saya juga baru tau sekarang-sekarang ini, pas nonton film The Message. Film itu tentang perjuangan Rasulullah Saw dan kaum Muslimin dari awal berdakwah hingga Rasulullah Saw wafat. Asli, kalo sahabat pada nonton ini, dijamin akan bener-bener menguras air mata dan menjadi bahan evaluasi buat semuanya.

Keluarga Yassir hidup di saat Islam belum banyak dianut oleh penduduk Mekah, pengikut Rasulullah Saw masih sedikit banget waktu itu, dan mereka masih berdakwah secara sembunyi-sembunyi.

Keluarga ini terdiri dari ayah yang bernama Yassir, ibu yang bernama Sumayah, dan anak mereka yang bernama Amar. Amar adalah salah satu dari pemuda yang udah masuk Islam dan mengimani kerasulan Rasulullah Saw.

Orangtua Amar bener-bener kecewa karena Amar masuk Islam. Tapi, pas mereka lagi membicarakan hal itu di rumah mereka, entah kesenggol entah gimana, sebuah patung yang dianggap Tuhan alias berhala pun jatuh dan pecah.

Yassir sangat ketakutan, dia ngerasa berdosa udah mecahin Tuhannya. Di situlah, Amar berdakwah sama kedua orangtuanya. Amar bilang mana mungkin Tuhan nggak bisa ngelindungin dirinya sendiri, sampe-sampe pecah begitu.

Karena Amar begitu persuasif, orangtuanya pun mendukung Amar buat berjuang bersama Rasulullah, apalagi beliau udah punya gelar Al-Amin dari dulu, jadi keluarga Yasin percaya sama Rasulullah. Dan tentunya, Yasin serta Sumayah pun masuk Islam.

Tapi, pada suatu ketika, keluarga itu disiksa sama Abu Jahal cs, disuruh buat mengucapkan kata-kata kufur dan dipaksa kembali kepada agama nenek moyang mereka yaitu nyembah berhala. Terang aja mereka ga mau, berkali-kali mereka disiksa dan dipaksa seperti itu, yang keluar dari mulut mereka hanya ”Asyahadu ala ilaa ha ilallah..”

Akhirnya, Sumayah dan suaminya pun dibunuh (ditusuk pake tombak), sedangkan Amar, anaknya nggak dibunuh sama si jahat-jahat itu gara-gara dia ngomong kata-kata kufur yaitu menyebutkan nama Tuhan si penyembah berhala. Setelah Abu Jahal cs pergi, Rasulullah Saw dan saudara-saudara seiman yang lain pun mendatangi Amar.

Amar menangis hebat, secara gitu dia ngeliat dengan mata kepalanya sendiri gimana kedua orangtuanya dibunuh secara keji (sebelum dibunuh, mereka disiksa terlebih dahulu, Sumayah ditarik-tarik kedua tangan dan kedua kakinya, sedangkan Yassir dicekik-cekik lehernya). Tapi nggak hanya itu yang bikin dia sedih, dia bilang ke Rasulullah Saw, gimana saya mau ngelanjutin hidup saya, kedua orangtua saya udah dibunuh, dan saya udah mengucapkan kata-kata kufur..

Tapi Rasulullah Saw menjawab bahwa Amar insyAllah diampuni karena dia ngomong itu secara terpaksa (bener-bener terpaksa), dan Allah nggak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan hamba-Nya tersebut karena di dalam hati Amar, nggak sedikit pun imannya kepada Allah dan Rasulullah Saw luntur.

Dan Rasulullah ngasih suatu berita gembira buat Amar, beliau bilang kalo keluarga Yasin udah dijanjikan surga sama Allah. Amar pun perlahan bangkit dan kembali bersemangat buat menegakkan kebenaran.

FYI, Sumayah adalah wanita pertama yang syahid. Subhanallah… Saat itu juga saya nangis T.T dan malu, sangat malu. Sudahkah iman saya sekuat itu? Sudahkah nikmat yang PALING BESAR yaitu IMAN dan ISLAM sudah kita syukuri dan pegang teguh? Sudahkah kita memiliki integritas pengabdian yang tinggi terhadap Allah Swt?

Sahabat, mari kita sama-sama evaluasi diri, sama-sama berusaha untuk menjadi hamba Allah yang senantiasa dilimpahi cintaNya dan maghfirahNya. Amin..


”(Yaitu) mereka yang beriman dan hatinya tenang karena mengingat Allah. Ketahuilah! Hanya dengan ingat akan Allah, maka hati merasa tenang.”
(QS. Ar-Ra’d [13]: 28)

No comments

Post a Comment

© KATATINA
Maira Gall