22.6.19

[Cerpen] Just Propose You

Karena belum nge-blog lagi tapi belum ada bahan tulisan, akhirnya gue posting cerpen ini aja deh. Sebenernya bikinnya udah dari tahun 2015.. niatnya mau dipanjangin, kali aja bisa jadi novel, haha. Tapi karena gak diulik lagi, akhirnya terendapkan selama empat tahun -_-

Pada tulisan ini, gue mencoba memakai sudut pandang orang pertama, tapi sebagai pihak laki-laki. Unik juga sih, meskipun gak tau ini sesuai atau nggak sama sudut pandang para cowok dalam kehidupan real, wkwkw. 

Well, selamat membaca!

Just Propose You

Acara pernikahan. Bukan sesuatu yang asing lagi bagiku sejak beberapa tahun yang lalu. Saat ini aku sudah menginjak usia 27, maka sudah banyak teman-teman yang mengarungi babak kehidupan baru bersama pasangan mereka. 

3.6.19

"Oleh-oleh" dari Lampung dan Ramadhan 1440 H

Menara Siger Lampung terlihat dari Pelabuhan Bakauheni

"Tabik pun! Ya pun.."

Salam khas Lampung yang mengingatkan gue sama "Sampurasun"-nya urang Sunda ataupun "Hong Ulun Basuki Langgeng"-nya Suku Tengger di Bromo. Pada akhir bulan April kemarin gue ikut rombongan KKL Tahap 3 ke Lampung, hitung-hitung 'istirahat' sejenak dari rutinitas di kantor yang biasanya gue 'jaga kandang' sekalian rada kontemplasi, karena perjalanan yang ditempuh cukup panjang hehe.

Alhamdulillah, ada beberapa hal yang menjadi refleksi gue setelah perjalanan dari Lampung dan juga selama ramadhan ini yang mau gue share sekarang. So, here they are some things I learned!

2.6.19

Bertindak 'Bodoh'

Tidak sedikit dari kita yang merasa telah bertindak 'bodoh' ketika melakukan suatu kebaikan yang tak terbalaskan, menunggu seseorang yang tidak pernah mengapresiasi kita, mengerjakan pekerjaan yang menuntut kompetensi tanpa dibayar, bahkan sampai berharap untuk menerima suatu ucapan terima kasih saja.

Mendadak kita lupa bahwa setiap amal perbuatan tak pernah luput dari catatan, bahwa setiap amal perbuatan pasti akan Allah balas tanpa kecuali dan Dia-lah sebaik-baik pemberi balasan. Mungkin, kekecewaan lahir karena kita terlalu naif atau terlalu menggantungkan harap pada mahluk-Nya yang sama seperti kita; tak luput dari cela.
© KATATINA
Maira Gall