23.9.11

Push Your Own Spirit Button!


Bismillah...

Salam ‘alaykum sobat-sobat yang senantiasa dirahmati Allah, gimana nih kabarnya? (Wa’alaykumussalam, alhamdulillah, luar biasa, Allahu Akbar!!! \^o^/)

Udah lama nih ga nulis #nggaknanya,na :P
Akhirnya sekarang bisa nulis lagi setelah beberapa lama vakum untuk mencari dan memberi inspirasi, alhamdulillah yah :D

Well then, apa sih na, judul tulisannya aneh gitu, “push your own spirit button” :?

Gini  sob, beberapa waktu ke belakang, penulis melihat banyak sekali fenomena menurunnya semangat orang-orang terutama para kawula muda *termasukpenulis :P* secara drastis, ada yang karena kegalauan, kebosanan, kemalasan, kelelahan, dll, hehe~

Tapi sebenarnya itu memang hal yang manusiawi. Adakalanya semangat atau motivasi itu muncul dan membara, tapi setelah itu bisa meredup dalam waktu sekejap mata. Namun ada juga segelintir orang yang kita lihat semangat dan motivasi mereka seakan ga pernah habis, siapa tuh? Mereka adalah para motivation trainer :D

Kita telusuri nih rahasianya, menurut Kang Andri Maadsa (motivation trainer, owner Success University, Trainer Entrepreneur) seorang motivation trainer juga manusia biasa yang semangatnya bisa naik turun. Tapi karena mereka memiliki occupation untuk membangkitkan semangat orang lain, disaat itulah semangat mereka sendiri terisi kembali! Saat mengingatkan orang lain, saat itu juga mereka mengingatkan diri mereka sendiri.

Nah, disitulah letak “spirit button” para motivation trainer. And also, semua manusia punya “spirit button” itu masing-masing, termasuk sobat-sobat yang lagi pada baca tulisan ini :D

Cara untuk push the button nya juga beda-beda. Ada yang dengan dengerin lagu yang memotivasi udah langsung semangat lagi, ada yang melalui baca buku-buku inspiratif tentang tokoh, dll. Cara apapun bebas asalkan tetap bermuatan positif untuk perkembangan sobat-sobat semua, misalnya dengan dengerin lagu inspiratifnya Mariah Carey yang judulnya Hero, selain bisa nambah semangat juga bisa nambah vocabulary sobat-sobat semua, sekalian belajar bahasa Inggris juga, itu berarti sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, kan? :D

At least but not last, ada hal yang bakal ngasih sobat-sobat semua semangat dan motivasi tiada henti :D Apa lagi kalo bukan Al-Qur’an, the most beautiful love letter from ALLAH, the Greatest One, in the whole life forever!!! Coba sobat-sobat baca dan resapi ayat-ayat ini, Q.S. 3:105 ; 3:139 ; 9:41 ; 12:87 ; 13:11 ; 29:2-3 ; 59:18, dahsyaaaatttt!!! \^O^/

Oke sobat, jangan pernah berhenti untuk terus berjuang, saat kelelahan itu datang, teruslah bergerak sampai rasa lelah itu lelah untuk kelelahan mengejar kita, dan bilang ini sama si rasa lelah, “Loe, Gue, END!!! xP” Hahaha xD

So, what if I get tired and wanna stop to move and strive? :(
Just push your own spirit button!!! \^O^/

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada ALLAH dan hendaklah setiap orang memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada ALLAH. Sungguh, ALLAH Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. Al-Hasyr [59]: 18)

Bandung, 25 Syawal 1432 H (23 September 2011),
saat usia menginjak angka 19, semoga semakin semangat untuk terus memperbaiki diri dan merealisasikan nama “Nur Faidah” (cahaya yang bermanfaat) dengan sungguh-sungguh untuk berkontribusi secara maksimal bagi kemaslahatan umat, aamiin. Hwaiting!!! \^O^/

10.8.11

Olimpiade Geografi 2011

OLIMPIADE GEOGRAFI 2011
“Melalui Olimpiade Geografi Kita Wujudkan Karakter Bangsa yang Cinta Tanah Air”

Diselenggarakan oleh :
Bidang Pendidikan
Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Pendidikan Indonesia

Persyaratan Peserta 

Olimpiade Geografi tingkat SD, SMP, SMA dan Guru Geografi tahun 2011 terbuka untuk siswa dan Guru yang memenuhi syarat sebagai berikut :

  1. Berkewarganegaraan Indonesia
  2. Peserta adalah siswa-siswi/guru utusan dari sekolah yang bersangkutan, saat mengikuti lomba di tingkat Kabupaten/kota maupun Provinsi masih berstatus sebagai siswa-siswi/guru sekolah yang bersangkutan, dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepala Sekolah
  3. Peserta yang diperkenankan mengikuti olimpiade adalah peserta yang telah terdaftar secara sah di panitia
  4. Setiap sekolah mengirimkan maksimal 10 orang siswa dan 2 guru perwakilan sekolah yang bersangkutan
  5. Dikirim oleh sekolah yang bersangkutan berdasarkan surat keterangan Kepala Sekolah
  6. Berkelakuan baik dan tidak terlibat penyalahgunaan obat terlarang dan minuman keras yang dibuktikan dengan surat keterangan Kepala Sekolah
  7. Peserta yang mengikuti olimpiade dan mempergunakan peserta luar yang terdaftar atau tidak memenuhi persyaratan di atas, maka siswa yang bersangkutan tersebut didiskualifikasi


Mekanisme Pendaftaran

  • Peserta melakukan pembayaran ke BNI dengan no rekening 0159025854 a.n. Alin Aliyani atau BRI dengan no rekening 0133-01-001831-53-0 a.n. Alin Aliyani
  • Setelah melakukan pembayaran, peserta mengisi formulir pendaftaran di web http://bemjpgeo.wordpress.com
  • Konfirmasi kepada panitia bahwa anda telah melakukan pembayaran dan mengisi formulir, sms ke nomor 085722540720 (Alin Aliyani)
  • Selanjutnya nama anda akan tercantum dalam daftar peserta yang bisa dilihat di http://bemjpgeo.wordpress.com


Biaya Pendaftaran

  • Tingkat Sekolah Dasar (SD) sebesar Rp 35.000,00/peserta
  • Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar Rp 45.000,00/peserta
  • Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar Rp 50.000,00/peserta
  • Tingkat Guru sebesar Rp 70.000,00/peserta


Tempat dan Waktu Pelaksanaan

SELEKSI
TINGKAT
WAKTU
TEMPAT
SELEKSI WILAYAH
KABUPATEN/KOTA
SD, SMP, SMA, dan
Guru
Minggu, 25 September 2011
Di masing-masing
Kabupaten/kota
FINAL
SD, SMP, SMA, dan
Guru
Senin, 10 Oktober
2011
Gedung FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia



Bidang yang Dilombakan

  • SD           : IPS Geografi
  • SMP        : IPS Geografi
  • SMA       : Geografi
  • Guru        : Geografi


Diskualifikasi

  1. Peserta tidak mentaati atau melanggar ketentuan Olimpiade Geografi 2011 yang telah ditentukan
  2. Peserta membuat kekacauan baik dengan peserta lain atau dengan panitia
  3. Selama pelaksanaan Olimpiade Geografi 2011 bekerjasama dengan peserta lainnya baik dari satu sekolah maupun sekolah lain
  4. Terbukti melakukan pemalsuan identitas atau dokumen lain yang terkait dengan legalitas sebagai peserta Olimpiade Geografi 2011


Hadiah Pemenang

Juara I
Tropi Rektor UPI, uang pembinaan, dan piagam penghargaan
Juara II
Tropi Dekan FPIPS UPI, uang pembinaan, dan piagam penghargaan
Juara III
Tropi Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI, uang pembinaan, dan piagam penghargaan
Juara Harapan I
Tropi BEM HMJP Geografi UPI dan piagam penghargaan
Juara Harapan II
Tropi Bidang Pendidikan HMJP Geografi UPI dan piagam penghargaan


Pendaftaran peserta Olimpiade Geografi 2011
1 April s.d. 16 September 2011

*update :
pendaftaran diperpanjang hingga saat technical meeting (24 september 2011), silahkan hubungi contact person dibawah ini :)


Contact Person :
Ifa Nursolihat (085224947996)
Ninit Novitasari (081327545541)


Informasi lebih lengkap dapat diakses di blog kami :
http://bemjpgeo.wordpress.com
 __________________________________________
UPDATE!
Untuk Olimpiade Geografi Nasional 2012, infonya dapat dilihat di web http://epicentrum51.webs.com/event, goodluck! :D

9.7.11

Pendaftaran Beasiswa Belajar Bersama Bang AFIM 2011-2012 telah dibuka!



Belajar Bersama Bang AFIM adalah program PPI Montpellier bersama masyarakat Perancis-Indonesia di Montpellier dan didukung oleh beberapa asosiasi yang bergerak di bidang kemanusiaan. Sasaran utama program ini ditujukan kepada mahasiswa S1 yang berprestasi akademik, bermotivasi tinggi tetapi kurang mampu untuk membiayai proses perkuliahannya di Perguruan Tinggi Negeri.

Beasiswa ini meliputi:

- biaya SPP,
- biaya hidup bulanan,
- pembelian buku/referensi kuliah,
- bimbingan akademik

Syarat-syarat untuk melamar beasiswa ini:

- mahasiswa S1 semua PTN, minimal semester 3
- 1 lembar CV
- 1 lembar surat motivasi
- Memiliki prestasi akademik yang baik
- Memiliki keterbatasan ekonomi

Cara pendaftaran:

Download formulir di http://www.ppi-montpellier.comule.com/

Tanggal-tanggal penting:

- 20 Agustus 2011: penyerahan dokumen beasiswa
- 1 Oktober 2011: pengumuman hasil beasiswa secara online.

Aplikasi dapat dikirim ke:

- afim.montpellier@gmail.com

- Bapak Aldi Kamal Wijaya
Jl. Raya Semplak No 01 RT 03 Rw 08, Gang SD Neglasari,
Keluarahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat
Kota Bogor 16114, Jawa Barat

- Ibu Murtihapsari Hartono
Jl. Serayu No. 1111, Sanggang,
Kota Manokwari 98312, Papua Barat


Sebarkaaaannnnn :D

4.7.11

This is What a True Gentleman Does...

Taken from http://when11chamber.multiply.com/journal/item/90

---------------------------------------------------------------

This is What a True Gentleman Does...


A gentleman knows how to begin a conversation.

If a gentleman is subjected to a rude remark or rude behavior, he does not offer rudeness in return.

A gentleman allows others to finish their sentences. Even in his most brilliant moments, he does not interrupt.

A gentleman does not talk with his mouth full - even over the phone.

A gentleman is slow to judge the actions of others, either in their public or private affairs.

A gentleman never corrects another person's grammar - unless he is teaching an English class.

A gentleman does not take part in major arguments over minor issues.

A gentleman makes a conscious effort to use correct grammar, but he resists all temptation to sound overly grand.

A gentleman does not pretend to speak languages that he has not made his own.

A gentleman never asks a woman if she is pregnant.

A gentleman avoids raising his voice and does not shout others down - even in the most heated discussion.

A gentleman says "Excuse me," not "I'm sorry" when he inconveniences someone while moving through a crowded room.

A gentleman never begins a statement with "I don't mean to embarrass you but..."

When it comes to accepting social invitations, a gentleman never waits for something better to come along.

A gentleman does not ask anyone - male or female - to divulge his or her age.

When a gentleman initiates a telephone conversation, he knows it is his responsibility to end that conversation.

A gentleman does not use his cell phone when he is at a table with others.

Once a gentleman discovers that he must decline an invitation that he has already accepted, he promptly alerts his host.

When a gentleman receives a number of invitations on his voice mail, he accepts the first one.

A gentleman does not engage in arguments, of any sort, at the dinner table.

When a gentleman is confronted by foolishness, he does not attempt to refute it with reason. Instead, he keeps silent.

A gentleman never claims to have seen a movie or read a book about which he has only read reviews.

In a civil conversation, and when attempting to meet new friends, a gentleman asks the question "What do you think?" often.

A gentleman sincerely appreciates any gift that comes his way, and pens a thank you note to show his gratitude.

A gentleman knows that a toast need not be epic in length, but usually a few well thought out words will convey his wishes.

A gentleman knows that the freshest toast of the evening is the first one offered.

A gentleman knows that, beer steins excepted, he may not toast with anything resembling a coffee cup.

A gentleman never uses a toast to ridicule or embarrass a friend.

A gentleman does not take it upon himself to deliver a toast at a breakfast meeting.

When a gentleman will have guests in his home, he makes sure the toilets are clean and there is plenty of toilet paper.

When a gentleman throws a party, he goes to the grocery store and the liquor store early in the day, and buys plenty of ice.

A gentleman understands that a hat exists for utilitarian purposes, and that it should never be worn inside.

A gentleman always removes his hat during any formal prayers.

If a gentleman has a cold, especially if he is running a fever, he declines all social invitations.

If a gentleman has left a message for another person, he does not leave badgering follow-up calls.

Even if he lives alone, a gentleman never drinks milk directly from the container.

At a concert or any musical performance, a gentleman does not applaud until the end of a complete musical number.

A gentleman does not pick his nose in public. In fact, he is wise that he does not pick his nose at all.

In a theater, church, or any place where people have gathered, a gentleman always turns his cell phone off.

When a gentleman arrives late for a church service, he waits for a suitable pause in the service before sitting down.

A gentleman always thinks before he speaks.

19.6.11

First Love (A Little Thing Called Love)


Film asal Thailand ini berjudul First Love (A Little Thing Called Love) tapi di negara Asia lainnya ada juga yang bilang kalo judulnya “Crazy Little Thing Called Love”. Genre nya romance, tapi komedi juga. Menceritakan tentang seorang gadis remaja yang naksir kakak kelasnya yang memang banyak digandrungi.

Gadis itu bernama Nam (diperankan sama Baifern Pimchanok Luevisadpaibul #halah,nyebutin namanya aja susah bener xD), dia bisa dikategorikan sebagai siswa yang biasa-biasa aja, bahkan tergolong cupu, ga gaul, dsb. Dari sisi akademik pun dia termasuk kurang, tapi dia jago banget di bidang bahasa Inggris. Nah, diam-diam dia suka sama kakak kelasnya yang bernama Shone (diperankan sama Mario Maurer) yang punya banyak fans di sekolah mereka.
                
Nam ini hidup bertiga dengan ibu serta adiknya, sedangkan ayahnya kerja di Amerika. Suatu hari, pamannya datang ke rumah mereka dan ngasih surat dari ayahnya, katanya, siapa yang ranking 1 nanti bakal dapet tiket buat pergi ke Amerika. Pastinya Nam seneng banget, dari situ dia mulai belajar sungguh-sungguh supaya bisa ke negeri paman Sam buat menemui ayahnya tercinta :D
                
Gara-gara 3 sobat deketnya, Nam mencoba mengaplikasikan 9 metode untuk menaklukan kakak kelas dari sebuah buku, hahaha. Sejak itulah, Nam lambat laun berubah. Dia jadi pemeran utama di pentas drama sekolah, ikut marching band, dan yang pasti dia ga cupu lagi. Klimaks muncul di saat Nam udah bersinar, dan ada siswa baru yang merupakan sahabat deketnya Shone suka sama Nam, hoho. Bahkan persahabatan Nam dengan sobat-sobatnya di ambang kehancuran, ckckck #biasa, remaja :P
                
Waktu pun terus berjalan, sampe Nam baikan sama 3 sobatnya dan dia berhasil jadi ranking 1, it means dia bisa pergi ke Amerika, Shone pun lulus sekolah. Di saat hari kelulusan itu, Nam ngasih mawar putih buat Shone dan dia pun bilang tentang semuanya, tentang yang selama ini udah dipendam, setelah itu dia liat tulisan “Shone love Pin” di saku seragam Shone yang penuh corat-coret spidol kelulusan itu.
                
Dia speechless dan patah hati pastinya. Sejak saat itu mereka ga pernah ketemu. Sembilan tahun kemudian, Nam udah jadi seorang fashion designer muda yang terkenal dan go international, sedangkan Shone jadi seorang fotografer yang sebelumnya dia adalah seorang pemain sepakbola Thailand. Mereka pun bertemu di sebuah talk-show yang menghadirkan Nam sebagai bintang tamunya. Setelah itu gimana, na? Yaa.. tonton sendiri aja deh ya, biar tau filmnya gimana. Hahaha :D
                
Ada satu hal penting yang bisa diambil dari film ini, bahwa cinta memang seharusnya merupakan sebuah kekuatan yang membangun, bukan malah melemahkan bahkan meniadakan dan karena cinta, kita akan berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam hal apapun :D
                
Cinta sama makhluk-Nya aja udah ngasih impact yang besar seperti itu, apalagi cinta sama Sang Pencipta? Tentu impact nya bakal luar biasa berkali-kali lipat, guys! :D
                
Untuk kelebihan dan kekurangannya.. Humm.. So far, ga ada kekurangannya, mungkin wajah Mario Maurer yang kelewat cute sampe bikin konsentrasi hilang, hahaha #alay :P Subtitle nya sih, terjemahannya bisa dibilang parah, hohoho, karena saya emang ga nonton DVD aslinya, ini copy-an dari laptop temen, heheh xD
                
Akting para pemainnya juga natural, lucu, dan ga bikin bosen. Selain itu, kita juga bisa tau sedikit-sedikit kebiasaan orang Thailand, misalnya mereka suka menggunakan kata “Aww” bukan sebagai ekspresi kalo ngerasa sakit, tapi seperti kita bilang “Hei!” di Indonesia. Hehe.
                
Well then, bagi yang belum nonton, cobain nonton ya, ga rugi kok :D dan semoga bisa jadi pembangkit semangat buat film-maker Indonesia supaya ga mau kalah buat bikin film remaja yang dikemas secara apik, menarik, nilai moralnya tinggi, dan ada sisi edukasinya juga kemudian bisa nembus pasar internasional, aamiin :D

"Do all things with love"
(Og Mandino, an American Author [1923-1996])


Bandung, ditulis pada tanggal 18 Rajab 1432 H
*di tengah-tengah fluktuasi semangat mengerjakan laporan PKL dan menganalisis silabus, keep on FIRE!!! \^o^/

3.6.11

Hitunglah, dan Bacalah!

Sebuah tulisan singkat tapi nyelekit dari seorang sahabat..
-------------------------------------------------------------

Hitunglah, dan Bacalah!

By : Zaim Sidqi Islami

Kegiatan di mana-mana? Embaatt...
Sibuk di hari libur? Udah biasaaaa...
Teman-teman gimana? Kadang baik kadang menyebalkan sih..
Gimana nih dunia? Rame, Alhamdulillah!

Eh, Tunggu sebentar...
Shalat? Ga kelewat, tapi... Apa shalatnya sudah shalat?
Tilawah? Emm... Kapan ya terakhir ngaji...
Rawatib? Hemmmm... Shalatnya kloter ke-4, setiap beres shalat dzikir pun ga sempet, sibuk lagi. Infaq? Ups =_='
...
...
...
...
...
Man Rabbuka?

ASTAGHFIRULLAH!!!

http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150318909529972
------------------------------------------------------------------------------------

Baca, resapi, dan lakukan sebuah perubahan yang berarti, guys! \^o^/





"Qul inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil aalamin." (6:162)
(Say: Truly, my prayer and my service of sacrifice, my life and my death, are (all) for Allah, the Cherisher of the Worlds.)

Ambassadors of Islam



I am a hijabi Muslim woman, and I refuse to reduce my hijab to a scarf much like those before me. Hijab goes beyond my modest dress code and my head cover. Hijab is my lifestyle. Over the years, it has built my character and shaped my behavior. Hijab has brought me closer to my creator. My hijab is very much feminine. It is a tool given to every woman that no man is able to acquire through wit or strength. As a hijabi, I am a walking representation of Islam. This form of dawah does not require brochures or speeches. The statement I make as I walk streets from Texas to the Middle East is stronger than your most colorful brochure. I am everyday an ambassador of Islam, accepting the responsibility as much as I am the honor. The responsibility my hijab has given me is a fierce passion continuously driving me to seek knowledge about my faith and share it with others. It is the reason I am able to speak to you in your language, a language that is not my native tongue.
And no, I don’t dress this way, act this way, and talk this way because I’m forced to. I am who I am today of my own free will and as a result of the decisions I’ve made throughout my life with the guidance of my Lord. I cover the beauty He has blessed me with, as He has blessed every woman, so that you may see beyond the physical. Hijab has taught me to respect myself, for that is where everyone else’s respect is derived. I speak softly and lower my gaze, not from shame or weakness. Rather, it is from humility and understanding of the power my eyes and voice possess. I don’t need to raise my voice in order to be heard. The words that softly leave my lips and the ones escaping my pen as I write this have much more weight than the volume of my vocal cords. My thoughts and opinions are proven to be much more piercing than the eye contact you deem necessary to sustain a conversation. I am well aware of my defiance to your norm, but I do not need to conform to society’s norms, whether it is that of the West or the East. I am not interested in your culture. Through hijab, Islam has become my culture, my way of life. It constitutes my values and beliefs, and I’m not one to downgrade.
I am certain that there are hijabi women everywhere who feel this. They are my sisters in Islam, my fellow ambassadors of this faith. You will not run into us at your clubs. You will not meet us at your bars. We do not pose for your indecent photos. We are not the subjects of your gossip magazines, nor are we your Hollywood icons. We don’t sing and dance for your pleasure. And no, you cannot have our phone numbers. We cover our bodies because we are the truest form of beauty. We lower our gazes because we understand the effect our eyes will have on you. We speak firm words softly because we know the content is enough emphasis. We are strong Muslim women, and we are pleasing to our Lord. And that alone is the reason we are.

MashaAllah :D


17.5.11

Biasakan Berbuat Baik Sekecil Apapun Itu! :D

Sepulang ngampus, seperti biasa saya ngobrol sama ibunda tercinta, ngobrolin tentang tadi ngapain aja di kampus, terus di rumah ada kejadian apa aja, dan sebagainya, wehehe. Then, mommy cerita tentang Briptu Norman yang katanya dikasih rumah sama Gubernur Gorontalo, dan beberapa waktu lalu juga dikasih mobil, motor, sama rumah tapi bukan dari Gubernur #duilee.. update banget emak gue yak xD

Selintas saya memutar ingatan saya saat beliau baru-baru terkenal ; famous gara-gara nyanyi lypsinc lagu india terus direkam dan video rekamannya di-upload ke Youtube, right?
Nah, beliau kan nyanyi-nyanyi gitu waktu itu dalam rangka ngehibur rekan sejawatnya yang lagi bete ya, guys? Hehe.
That's the point!

Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, yakinlah bakal ada balasannya, I mean ga ada yang sia-sia :D
Bisa aja ketulusan kita dalam berbuat baik langsung dibalas secara masif, seperti Briptu Norman itu, bisa juga dibalas tanpa kita sadari mungkin berupa kesehatan maupun kebahagiaan yang kita rasakan :D atau.. bisa juga jadi tabungan buat di akhirat nanti, who knows? Husnudzan aja ;)

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula“.
 (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Itu janji Allah SWT lho, guys! Masa' sih kita masih ragu juga buat membiasakan diri berbuat baik? Yuk, kita biasakan berbuat baik sekecil apapun kebaikan itu! And don't forget, kejahatan sekecil apapun juga ada balasannya, guys. Beware!

Keep Moving Forward! \^o^/


9.5.11

Cerpen 100 Kata Pertamaku

Ini cerpen 100 kata pertamaku, tapi belum dikasih judul #kebingungan nyari judulnya, ahaha
Ditunggu saran dan kritiknya yaa :D, Enjoy! :D

------------------------------------------------------------------------------------

thisiscasey          : ra, besok aku pulang
tyaraishere         : kenapa mendadak?
thisiscasey          : mempersiapkan pernikahan, 2 bulan lagi
tyaraishere         : pernikahanmu?
thisiscasey          : ya
tyaraishere         : kamu baru memberitahuku sekarang, tega sekali!  Siapa calonnya?
thisiscasey          : kamu sudah mengenalnya
tyaraishere         : benarkah?  siapa???

...                                                            

Keheningan menyeruak.

Sepuluh tahun bersahabat dengan Casey, belum pernah dia menceritakan hal seperti ini. Siapa wanita itu?

Tunggu. Kenapa hatiku terasa begitu dingin seperti winter di Alaska secara tiba-tiba?

...

Ibu mengetuk pintu dan memasuki kamarku.

“Sayang, besok keluarga Casey akan datang untuk melamarmu..”

Laptopku berbunyi.

thisiscasey          : :)

Menghangat seketika, ada yang menetes dari mataku, berkilau.

5.5.11

What I get from Middleton Family..

Sobat semua pastinya pada tau kan kalo tanggal 29 April lalu, Prince William menikah sama Kate Middleton? Hehe.. Ya iyalah ya, secara, setiap channel di televisi pada rame menayangkan ‘Royal Wedding’ itu, bahkan dari jauh-jauh hari sebelum hari-H, belum lagi berita-berita di internet. Hmmm.. Tau ga, sob, keluarga Middleton menyumbangkan dana sebesar USD 100ribu atau Rp 859.750.000), ih waawww.. Tapi kita disini ga akan ngebahas betapa royalnya pernikahan itu kok, sob :D

Nah.. Setelah penulis menelusuri berbagai referensi, ada positive things yang bisa diambil sebagai bahan pembelajaran buat kita dari keluarga Middleton. Apaan emang?

Gini, guys.. Dulu keluarga Middleton ga sekaya dan sejaya sekarang. Ibunda Kate berasal dari keluarga penambang batu bara di Durham sedangkan ayahnya berasal dari keluarga pedagang wol yang lebih baik taraf ekonominya.

Kakeknya Kate bekerja sebagai sopir kemudian pegawai bangunan, bisa ditebak dong, sob, kalo mereka bukan dari keluarga yang bergelimang harta? ^^ Karena itulah, Carole (ibunya Kate) punya ambisius yang cukup tinggi buat memperbaiki kehidupan keluarganya. Beliau senantiasa bekerja keras, awalnya bekerja sebagai pramugari (dan di pekerjaan ini pula ketemu sama ayahnya Kate alias Michael, karena beliau adalah seorang pilot).

Setelah itu, Carole mulai mendulang sukses saat punya bisnis pengantaran barang. Then, sepasang suami istri itu membuat usaha kecil-kecilan pada tahun 1987, Party Pieces, jualan pernak-pernik pesta dengan harga murah. Pada tahun 2002, laba perusahaan mereka meningkat dengan pesat setelah meluncurkan situs supaya bisa jual-beli online, sehingga bisa menyekolahkan anak-anaknya di sekolah serta kampus yang elite.

Tapi, meskipun udah tajir, Michael ga lantas jadi terlarut dalam kekayaan dan kemewahan, sebaliknya, kesederhanaan tetap melekat pada dirinya. Hal inilah yang diwarisi Kate, sehingga dia juga sederhana dalam kesehariannya :)

Coba, sob.. Kalo kita renungkan sesaat, seandainya mereka ga bekerja keras dan pasrah aja tanpa melakukan usaha apapun, mungkin keturunannya ga ada yang bakal nikah sama seorang anggota keluarga kerajaan, karena anggota keluarga kerajaan ga akan sembarangan milih menantu..

Begitu pun dengan kita, sob. Kalo kita punya mimpi, cita-cita, kita ga usah skeptis dan apatis dulu deh, rugiiiiiiiiiii... Justru sebaliknya, kita harus ‘tahan banting’ kalo mau sukses dan menggapai impian-impian kita. Orangtuanya Kate Middleton aja bisa kok berjuang dari bawah, tentunya kita juga bisa dong, apalagi kita masih muda; lebih kreatif dan energik :D

So.. Ga ada yang ga mungkin, sob! Selama ‘hayat masih di kandung badan’, hukumnya WAJIB bagi kita buat ikhtiar semaksimal mungkin, jauh-jauh deh dari hal-hal negatif. Misalnya buat yang pengen jadi pengusaha sukses, kemudian ada orang lain yang bilang ‘ah.. lu ga mungkin bisa jadi pengusaha sukses, selamat ngayal aja deh, lu!’, jangan langsung down! Tapi malah jadi pemacu buat kita membuktikan bahwa kita bisa, kok!

Semangat buat mencapai sukses itu kadang emang mengalami pasang-surut, sobat.. Tapi inget-inget lagi deh surat Ar-Ra’d ayat 11, “Allah tidak akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri”, makanya kita harus pake metode DUIT alias Do’a, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal dalam perjalanan menuju impian-impian kita itu, guys :D

BE POSITIVE TO REACH OUR DREAMS!

21.4.11

Sedikit Ocehan tentang Kebersihan

Hari ini kami sebagai mahasiswa jurusan Pendidkan Geografi mengadakan Aksi Hari Bumi, hari bumi nya sih tanggal 22 April, tapi karena tanggal merah, jadi kami memperingati hari buminya tanggal 21 April. Hehehe.

Aksinya itu berupa orasi dan aksi nyata membersihkan sampah di sekitar kampus UPI yang ternyata eh ternyata banyak sekali. Hohoho.Beberapa kali juga kami mendapat pertanyaan menggelitik emosi dari para pedagang (karena hari ini wisuda kampus daerah, jadi banyak pedagang gitu deh, mirip di gasibu). Such as, "Neng, jauh-jauh kuliah di Bandung kok cuma jadi tukang sampah?" #gue asli bandung, pak :P
Hahahaha, rasanya pengen nimpuk itu pedagang, astaghfirullah --"

Ahh.. Miris sekali rasanya, saya dan teman-teman amat sangat heran, mengapa orang-orang senang sekali membuang sampah seenaknya? Sungguh, bukankah kampus adalah tempat 'berkeliarannya' manusia-manusia terpelajar dan terpandang? ><"

Bukankah kebersihan itu sebagian dari iman? Lantas bila sebagian dari keimanannya saja sudah tidak dipedulikan lagi, jangan salahkan bila dewasa ini terjadi dekadensi akhlak dan krisis keimanan yang menuju taraf 'akut' di negeri ini, heuheuheu.

Selain itu juga, menurut penulis yang imut dan baik hati ini #masih sempet narsis XD, 'menyimpan' sampah pada tempatnya juga berhubungan dengan rasa estetika. Karena setiap manusia memiliki rasa estetika, maka membuang sampah sembarangan dan mengotori lingkungan tentu tidak selaras dengan rasa estetika itu sendiri bukan? Hmm.. Ternyata, degradasi rasa estetika pun sedang terjadi di bumi pertiwi ini x(

Okay,

Sudah saatnya kita melakukan perubahan, kawan! Mulai aja yuk dari sendiri, detik ini juga kita 'simpan' sampah pada tempatnya (kalo bisa sih pisahkan juga sampah organik dengan anorganik), terus ya sebisa mungkin pungut sampah yang kita temui kalo lagi jalan misalnya, dan masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan.

Come on, guys! Kalo bukan kita yang beraksi, lalu siapa lagi?
WE ARE THE AGENT OF CHANGE!!!

Let's save our earth! \^o^/


Bandung, 18 Jumadil Awal 1432 H


7.3.11

Masihkah Kita Enggan untuk Memberi?

Sepulang kuliah, saya bertemu dengan salah seorang kawan yang inspiratif dan tergolong imut, but of course, penulis note inilah yang paling imut, hahaha #dezigh! langsung ditimpuk rame-rame pake sendal sama para pembaca XD

Dia habis berbelanja dari sebuah pasar swalayan.. dan bercerita tentang hal yang membuatnya miris sekaligus takjub.

Selesai belanja, ada anak kecil penjual cireng mentah yang menawarkan dagangannya, cirengnya itu dibawa dengan cara dipanggul gitu. Kebetulan disitu juga ada nenek-nenek, tapi belum begitu renta, dan sudah berdiri sejak lama di depan swalayan sambil megang mangkuk di tangannya #ngemis maksudnya.

And you know, si nenek bilang gini sama anak kecil itu, “Kaditu sia! Kaditu jauh-jauh, ulah ngahalangan urang!” (“Kesana kamu! Kesana jauh-jauh, jangan menghalangi saya!”) dengan nada kasar dan mata melebar.

Woww.. terang aja temen saya itu langsung ilfeel sama si nenek, dan si anak kecil langsung mengikuti dia yang berjalan menuju tempat penitipan barang.

“Tunggu sebentar ya, de” kata temen saya.

Setelah mengambil tas, temen saya langsung ngambil uang Rp 5.000,00 buat si anak kecil tadi, karena temen saya itu emang niat mau belajar mengeluarkan zakat atas uang mingguan yang diterimanya (2,5% x Rp 200.000,00 = Rp 5.000,00). Tapi ehh.. anak kecilnya malah menghilang.

Setelah itu, dia muter-muter dulu nyari sang bocah, poko’nya dia ngga mau pulang dulu sebelum ketemu anak itu dan ngasih uangnya. Wehehe.. dan, voila! Ketemu deh sama anak yang tadi,

“Ini buat ade aja :)”

Si ade nya ‘cengo’, sambil bilang makasih pelan-pelan. Temen saya pun pergi dengan hati tenang #cirengnya mah ngga beli, hehehe.

“Emang ga sayang gitu ngasih Rp 5.000,00?” #halah, pertanyaan konyol, na -,-“ secara, uang segitu cukup buat ongkos dari cicaheum ke kampus atau 1 porsi makan di gerlong :P itungan pisan si tina, adatna tukang pulsa ini mah >.<”

“Ngga.. Malah sepertinya yang saya kasih itu ngga sebanding sama pelajaran yang udah anak itu kasih ke saya secara ngga langsung. Saya jadi tersadar untuk senantiasa bersyukur atas apa yang Allah kasih ke saya saat ini, saya punya orangtua yang masih mampu untuk membiayai segala kebutuhan saya, sedangkan anak itu, bahkan untuk makan sehari-hari pun mungkin tak menentu. Tapi saya berdo’a, semoga Allah senantiasa melindungi anak itu dan menjadikannya seorang ksatria sejati yang berguna bagi ummat, karena Allah tau seberapa besar perjuangan dan kegigihannya di usia yang masih sangat belia..”

Subhanallah.. sekarang giliran saya yang ‘cengo’ mendengar perkataan temen saya tersebut. Eta pisaaannn... Kalo lagi futur, bener-bener rasa syukur teh serasa menguap tanpa sisa, astagfirullah..

Setelah itu, di perjalanan pulang, saya merenungi kisah temen saya tadi, hmm.. jangan segan deh kalo mau memberi sama orang lain, toh sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya, bukan? Sekecil apapun manfaat itu :D

Ehh.. kenapa serasa ada yang janggal ya? #terlintas di sela-sela renungan di angkot

Huaaaaaaa..... Tabung ‘ajaib’ berisi buku gambar A3 ku ketinggalan di lab. Lantai 3!!! Astagfirullahaladzim, naaaaa >o<

Gaswat, itu buku gambar buat matkul kosmo, ‘separuh jiwaku’ T.T Aihhh... Semoga masih jadi rezeki saya, sehingga besok bisa ketemu, aamiin >.< 

One more important point, guys, syukurilah hidup anda yang tidak dipenuhi hal-hal konyol seperti yang dialami penulis imut ini setiap harinya #lagi stress, masiiiihhhh aja narsis, plis deh, na :P

Epilognya rada nyeleneh, ya? Hehe. Maaf ^^v

Semoga ada hikmah yang bisa diambil dari note ini dan diimplementasikan dalam kehidupan sahabat-sahabat sekalian.


So, masih enggan untuk memberi? Hmm.. Ngga lha, ya! :D

Wallahu a’lam bisshawab.

2 Rabi’ul Akhir 1432 H

1.3.11

Refleksi Sederhana :)

Bismillah...

Ada masa dimana dalam menjalani hidupnya, jalan yang ditempuh manusia tidak akan selamanya mulus dan bebas hambatan. Kita harus memiliki persiapan ekstra untuk menempuh jalan yang lebih terjal, berliku, dan tidak nyaman. Kadang karena kesalahan sebesar atom saja, kita akan mudah rapuh, jatuh dan kesakitan, namun mau tak mau kita harus segera bangkit.

Itulah saat dimana diri kita membutuhkan sebuah perbaikan...

Karena alangkah lebih baik menjadi manusia yang senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas dirinya meskipun hanya setitik demi setitik, daripada menjadi manusia yang sudah merasa cukup baik, bahkan sempurna, hingga lalai karena berleha-leha.

Bukankah sebuah intan itu harus digosok dengan sangat keras sehingga menjadi batu mulia yang kilaunya tak tertandingi sejagad raya? Sehingga perbaikan-perbaikan ini pun semoga menjadi anak tangga menuju generasi keemasan dengan peradaban yang luar biasa di masa depan, aamiin :)

Semangat!!! \^o^/

“... Allah tidak akan mengubah suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...” 
(Q.S. Ar-Ra’d : 11)

Wallahu a’lam bisshawab.



Sebuah refleksi sederhana :)

26 Rabi’ul Awal 1432 H


31.1.11

Elegi


Saat ini...
Aku merindukan diriku yang dulu.
Dimana aku bisa dengan bebasnya bermimpi menembus cakrawala tanpa menghiraukan hambatan-hambatan yang kan menghadangku.
Saat aku memakai seragam putih-blue black dengan segala perilaku kebocahannya. Dengan mata yang berbinar penuh rasa ingin tahu akan segala hal. Aku yang selalu berpikir dengan penuh rasionalitas setiap waktu.
Beranjak memakai seragam putih-abu, kutemukan secercah cahaya disana. Cahaya yang sedikit demi sedikit memudarkan rasio dan ego yang kupegang teguh sebagai landasan atas setiap apa yang kukerjakan.
Cahaya itu...
Membuatku mengenal orang-orang yang luar biasa, orang-orang yang mengingatkanku akan surga. Aku semakin optimis, dan kali itu aku mulai merenda kembali mimpi-mimpiku pada jalan yang sebelumnya belum pernah ku tapakkan kakiku diatasnya.
Namun kini...
Kekosongan kerapkali menyapaku. Membuatku gusar atas diriku yang semakin hari semakin tak konsisten. Sehingga rasanya hidup pun semakin tak jelas saja, tak terorganisir.
Rangkaian mimpi itu pun crash untuk sesaat.
Bukan, ini bukan cerita penyesalan. Namun hanya sedikit luapan kekecewaan pada diriku sendiri yang dapat tertuangkan.
Perlahan kusadari...
Itulah efek dari keimanan yang sedang turun. Kata orang, keimanan itu akan senantiasa naik-turun dalam kehidupan manusia.
Ahh...
Kau tahu, pada saat aku bersama orang-orang hebat itu, aku merasa on fire lagi. Tapi saat jarak dan waktu itu mulai memisahkan kami, aku kembali merasa jatuh.
Namun aku juga tak mau disebut slave, yang kebaikannya bergantung pada orang lain.
Dan aku teringat kembali, bagi seorang Muslim, yang saat ini tak lebih baik dari yang lalu, adalah merugi! Sangat merugi!
Astagfirullahal’adzim...
Inilah akibat dari seorang hamba yang seringkali lupa untuk mengingat-Nya, tidak mengindahkan segala titah-Nya, dan kadar pengabdiannya masih sangat jauh dari predikat cukup sekalipun.
Taubat... It’s the explanation.
“Segera bertaubat dari segala dosa wajib segera dilakukan dan tidak boleh ditunda. Jika taubat ditunda, pelakunya bermaksiat kepada Allah akibat penundaan taubatnya. Jika ia bertaubat, ia masih punya kewajiban taubat yang lain, yaitu taubat dari penundaan taubatnya. Hal ini jarang sekali terbesit di jiwa orang yang bertaubat!” (Ibnu Qayyim rahimahumullâh)
...
Lalu tulisan seorang sahabat dalam buku agenda lama ku kembali tersingkap...
Qum Fa andzir!
Bangkit dan guncangkan
Abaikan para pendengki si juru fitnah
Lemparkan selimut kemalasan
Datangi gudang-gudang ilmu
Masuki gudang-gudang menjulang
Temukan makna hidup yang hilang
Pakailah jubah keberanianmu yang paling cemerlang
Karena engkau bukanlah pengemis yang merintih
Engkaulah cahaya mentari tak pilih kasih
Jangan tergoda butiran pasir berserakan,
Yang membuat ombak samudera tertawa canda
Jadilah batukarang!
Kukuh tangguh, menatap gagah, menyongsong gigih hempasan ombak dengan tertawa
Walau kepedihan menyayat raga,
Tak perlu menghamba diri pada dunia
Bagi mujahid sejati,
Lebih baik jadi singa sehari daripada domba seribu hari
Tidak perlu sedu sedan atau tangis ratapan
Karena kehilangan dunia
Tetapi jadikan dunia meratap sendu dalam tangisan
Karena kehilangan dirimu
Qum Fa andzir wa Rabbaka Fakabbir!
Tebarkan iman dengan cinta
Gubah dunia dengan prestasi
Jadikan hidupmu penuh arti
Kemudian boleh bersiap mati
Kalau kelak datang hari perjumpaan
Basahkan bibirmu mengucap puji Ilahi Rabbi
Laa ilaaha illallah...
Bangkit dan berilah peringatan
Buang dan campakkan kecemasan
Bunuh dan singkirkan kemalasan
Tumpas dan kuburkan kepalsuan
...
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”
(Q. S. Al-An’aam [6]: 162-163)
And the next is an upgrading programme (tarbiyah dzatiyah)...
-----------------------------------------------------------------------
Sebuah elegi tak berstruktur
Bandung,
27 Safar 1432 H

3.1.11

Hidupku, Petualanganku (Part 2)

“Hai, Bunga, perkenalkan saya Putra, mahasiswa Pendidikan Geografi 2009,” ujar seorang mahasiswa urakan sambil menyodorkan lengannya untuk bersalaman denganku.

Aku melongo tak percaya. Ini kan Putra! Aduh, mengapa tak tertebak strateginya olehku? Dasar Putra Dinata Clarke, kecerdasannya semakin terasah saja dan aku juga bingung darimana dia tahu bahwa Tere adalah teman bimbelku dulu?

“Ehm, Bunga… nggak usah terpesona sebegitunya, deh, hihi..” ujar Tere menggodaku.

“Eh, iya, maaf.. Saya Bunga, senang berkenalan dengan kakak,” rasanya ingin tertawa meledak-ledak dengan perkenalan konyol seperti ini.

Akhirnya aku dan Putra pun memulai menjalankan tugas kami bersama-sama lagi. Jika dulu kami menjalankan tugas bersama-sama tetapi sembunyi-sembunyi, sekarang kami secara terang-terangan memperlihatkan kepada publik bahkan kami sampai berpura-pura menjadi sepasang kekasih dan rasanya aku tidak ingin mengakhiri kepura-puraan ini. Aduh, sempat-sempatnya aku berpikir seperti itu. Kembali aku tegaskan kepada diriku sendiri, aku dan Putra adalah agen rahasia yang sedang menjalankan tugas dengan level kesulitan tinggi.

***

“Apa?! Bercerai?? Tapi kenapa, ayah, bunda?!” rasanya langit runtuh dan dunia menghimpitku saat kedua orangtuaku mengatakan bahwa mereka akan bercerai.

“Kami sudah merasa nggak cocok lagi satu sama lain, sayang…” jawab ayah.

“Kami juga sudah berusaha untuk mempertahankan pernikahan ini demi dirimu, tapi tidak bisa… Semakin dipertahankan semakin besar keributan yang muncul diantara kami. Kamu sudah dewasa, nak… Bunda harap kamu bisa mengerti, sayang…” ujar bunda sambil memeluk diriku.

Tak ada yang bisa kuperbuat lagi. Aku tahu persis ayah dan bunda bukan orang yang sembarangan untuk membuat keputusan. Aku terima walaupun dengan derai air mata dan luka menganga lebar dalam hatiku.

Hari-hari selanjutnya aku jalani dengan semangat yang berkurang hampir separuhnya. Walaupun dilimpahi kasih sayang yang penuh oleh nenekku, tetapi tetap saja ketidaksempurnaan kasih sayang dari kedua orangtuaku yang berpisah sangat menyakitkanku. Beberapa minggu kemudian, ayah menikah lagi dengan wanita lain dan membuat luka di hatiku semakin melebar seperti lubang hitam di angkasa yang menghisap keceriaanku.

Awalnya aku tak bisa menerimanya, aku hampir frustasi, merasa kehilangan segalanya. Aku tak mau bertemu dengan ayah dan istri barunya yang telah memiliki anak karena ia adalah seorang janda beranak dua. Dukungan dan kehadiran Putra yang menguatkanku, ia membantuku untuk bangkit kembali dari keterpurukan yang aku buat sendiri. Ia meyakinkanku bahwa semua ada hikmahnya dan akan ada kebahagiaan yang mendatangiku setelah ini, seperti pelangi yang muncul setelah rintik hujan yang deras menghujam bumi.

***

Waktunya pun tiba, hari ini aku kuliah tanpa mengenakan jilbab, seakan-akan telah terpengaruh secara negatif oleh Putra. Aku melepas jilbab dengan perasaan yang sungguh berat. Jujur, aku merasa lebih dekat dengan Tuhan saat aku memakainya. Aku melaksanakan ibadah-ibadah wajib sebagai muslim pun sejak aku memakai jilbab dengan bimbingan Putra.

Meskipun berpenampilan urakan dan melibatkan diri dengan komplotan narkoba yang berbahaya, Putra mempelajari Islam secara sembunyi-sembunyi. Ia belajar dari buku, internet, bahkan mendatangi beberapa ustadz dengan nyawa yang menjadi taruhan bila ketahuan oleh para pelaku peredaran narkoba itu. Aku melepas jilbab ini sambil menangis, tangis yang benar-benar luapan emosiku.

Teman-temanku menatapku dengan penuh rasa penasaran, bahkan ada pula yang memandangku jijik. Aku merasa ada banyak belati yang menusuk jantungku, bukan hanya karena respons teman-temanku tetapi juga karena kebodohanku yang tak bisa mempertahankan eksistensi jilbabku.

***

Aku memandangi papan tulis dengan kepala yang berat dan pusing. Jarum panjang arlojiku menunjuk angka 1, sedangkan aku belum makan apa-apa hari ini. Aku mual, sepertinya gara-gara kemarin masuk angin kehujanan sepulang dari rumah ayah. Kalau tidak bertengkar dengan ibu tiriku, mungkin tidak akan seperti ini kejadiannya. Aku memilih untuk buru-buru pulang karena emosi, padahal bila aku bersabar menunggu ayah pulang, aku akan diantar dan tidak akan masuk angin seperti ini.

Sepertinya aku ingin muntah, aku bergegas ke kamar mandi diantar Nisa, teman sekelasku, setelah meminta ijin pada dosen. Ini benar-benar masuk angin yang memuakkan! Aku sampai muntah berkali-kali di wastafel karenanya. Aku benar-benar tidak kuat lagi mengikuti kuliah, aku pun meminta ijin untuk pulang.

Di perjalanan aku merasa ada kejanggalan. Ah! Aku lupa membawa tasku! Gawat sekali, padahal disana ada obat insomnia yang kubeli dari apotik beberapa hari yang lalu. Sekarang ini aku memang terkena insomnia yang sangat melelahkan daya tahan tubuhku.

Tiba-tiba ada sebuah mobil yang meluncur dengan cepat ke arahku…

“Cepat masuk ke dalam mobil!” teriak seorang pria berbadan besar dan legam sambil menarikku.

“Apa maksudnya ini?! Siapa kalian?! Aku tidak mau!!!” aku berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan pria berbadan besar nan legam itu dan satu temannya yang lebih kurus.

Si kurus menutup mulut dan hidungku dengan saputangan hitam, mataku berkunang-kunang dan tak sadarkan diri.

***

“Ditemukan seorang mayat perempuan yang diduga merupakan mayat seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia UPI Bandung yang bernama Jasmine Arlington atau yang biasa disebut Bunga di Sungai Saguling. Tetapi pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan karena mayat Bunga sulit diidentifikasi, namun terdapat kartu identitas dalam saku celananya…” sayup-sayup suara pembawa acara berita televisi itu membangunkanku. Dasar mafia kurang ajar, mereka sampai mengorbankan nyawa wanita tak bersalah agar meyakinkan publik bahwa aku sudah tiada.

“Kau marah, cantik? Haha. Lantas kenapa tak kau sebutkan saja dimana tempat agen rahasiamu itu dan dimana si Putra yang laknat itu!” lagi-lagi pria berkacamata hitam itu memaksaku.

“Aku tidak akan pernah memberitahukannya padamu meskipun nyawaku menjadi taruhannya!!!” aku menjawab dengan berapi-api meskipun sebenarnya nyaliku tak sekuat apa yang aku katakan.

“Oh, bagus sekali, Jasmine Arlington... hebat! Kalau begitu, buktikan kepadaku sekarang…” tidak seperti di film-film dimana korban penculikan diancam dengan pisau di lehernya, ia malah mengarahkan pisau lipatnya yang tajam ke arah mataku.

Aku terkesiap dan refleks menutup mataku. Beberapa detik kemudian aku membuka mata pelan-pelan dan pisau itu sudah berada di meja sebelahku.

“Aku akan mencongkel matamu yang indah itu kemudian memberikannya pada kekasihmu, Putra, yang keparat itu! Hahahaha,” ia berkata dengan tawa seperti para pemain judi besar di Las Vegas.

“Bersiaplah, nona cantik…” lagi-lagi ia menodongkan mata pisaunya ke arah mataku. Ya Tuhan, sekarang nyawaku di ujung tanduk… aku memohon perlindungan dari-Mu, hamba mohon tolong hamba… tak terasa air mata menetes membasahi pipiku.

Braaakkk!!!

Suara pintu gudang using ini didobrak dengan keras. Putra!!! Terima kasih karena Kau kirimkan ksatriaku, Tuhan…

Terjadilah pertarungan sengit antara Putra dengan pria berkacamata hitam yang belakangan kutahu namanya Zoro, kedengarannya aneh karena itu memang nama populernya, tak ada seorang pun yang mengetahui nama aslinya.

Aku bergegas ke depan, kulihat dua anak buah Zoro sudah pingsan, pasti sudah dilumpuhkan Putra dengan lihai. Selain menguasai berbagai ilmu bela diri, Putra juga belajar ilmu hipnotis.

Lalu aku kembali dan melihat Zoro dibelakang Putra yang kulitnya sudah banyak tergores luka karena pisau tadi. Ia terlihat akan menusuk Putra dari belakang sementara Putra berusaha untuk bangkit karena lututnya terkena goresan pisau. Aku tak bisa diam saja, aku harus melakukan sesuatu! Tetapi aku malah lupa akan ilmu bela diri yang aku pelajari di saat yang genting seperti ini! Aku berpikir keras dan ingat bahwa aku masih menyimpan bubuk cabai buatan nenek dalam saku jaketku yang aku bawa untuk bumbu penyedap kalau-kalau aku membeli jajanan irisan buah-buahan di depan kampus.

“Hei, kau, kalau berani coba lawan aku!” aku menggertak Zoro dengan keras. Zoro pun menghampiriku dan…

“Rasakan ini!!!” aku menyemburkan bubuk cabe itu ke matanya, dia kalang kabut sambil mencaci maki diriku. Akhirnya aku dan Putra bisa melumpuhkannya dengan sempurna. Beberapa menit kemudian, datang para polisi dan menangkap Zoro dengan anak-anak buahnya. Mengapa ya polisi selalu saja datang terlambat, seperti di film-film itu? Tetapi ya sudahlah, yang penting aku dan Putra selamat serta tak ada lagi peredaran narkoba yang merusak para calon guru itu. Menurut pihak kepolisian, hipotesa Putra memang benar bahwa ada suatu konspirasi dalam kasus ini. Untuk kesekian kalinya, kekagumanku bertambah pada pria bermata hijau ini.

***

Setelah kasus besar itu, aku dan Putra memutuskan untuk berhenti menjadi agen rahasia, bukan karena kami tidak mau membantu sesama, tetapi sudah waktunya ada regenerasi. Pemimpin kami, Pak Setya Parker yang keturunan Jawa-Belanda namun sangat cinta Indonesia ini melepas kami dengan berat hati.

“Kalian akan tetap berkomunikasi denganku, kan? Kalian ini sudah seperti anakku sendiri…” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Ah.. aku sungguh tak tega melihatnya, baru kali ini aku melihat beliau yang gagah hampir menangis.

“Tentu saja, pak, kita juga sudah menganggap bapak sebagai ayah kami sendiri,” ujar Putra.

Aku mengiyakan.

Hari-hari berikutnya aku dan Putra masih berkomunikasi tetapi tidak intens seperti dulu, bahkan sudah sangat langka bertemu meskipun fakultas kami sangat berdekatan karena kesibukan kami masing-masing. Kemudian aku kembali memakai jilbab dan mempelajari agama yang kuanut ini dengan sungguh-sungguh dengan mengikuti kajian keislaman, dsb.

Lima tahun kemudian, Putra melamarku setelah menyelesaikan studi S2nya di Cambridge University. Aku sendiri sudah mengajar di sebuah sekolah yang sedikit terpencil, meskipun dengan gaji yang tidak bisa dikatakan besar, namun aku bahagia karena dapat bermanfaat bagi orang lain dan walaupun cita-citaku menjadi dosen di Ohio University harus tertunda.

Kemudian kami dianugerahi dua buah hati yang menggemaskan, Orchidia Puspita Clarke dan Andhika Raiza Clarke.

***

Suatu Minggu yang mendung, acara jalan-jalan pun kami batalkan. Kami memutuskan untuk menonton koleksi DVD Spy Kids yang kami miliki di rumah.

“Bunda, Ochi mau jadi agen rahasia kayak Carmen Cortez ya! Keren banget!”

“Dhika juga, ayah, pengen kayak Juni Cortez ya! Pasti asyik deh jadi agen rahasia!”

Aku dan Putra saling berpandangan kemudian ia mengedipkan mata dan menyunggingkan senyum termanisnya padaku.

***

Tamat, hehe :D

© KATATINA
Maira Gall